Adopsi Pertama
Tuhan selalu mendengar doa hambanya. Mak Kucing selalu
berdoa kiranya ada adopter yang akan mengadopsi para kucing yang jumlahnya
lebih dari 10 ekor di rumah. Satu saat doa Mak Kucing didengar oleh Tuhan Yang
Maha Kuasa.
Suatu hari saya sedang melihat akun Instagram salah satu
teman saya yang aktif di kegiatan Pasar Sehat Surabaya, namanya Mbak Agni. Tuntunan
Tuhan semata karena postingan yang saya lihat di feed beliau adalah foto
kucingnya yang bernama Boy. Si Boy mati karena tertular virus Paleo. Saya
spontan menawarkan jika Mbak Agni ingin mengadopsi salah satu kucing-kucingnya
Mak Kucing.
Setelah di japri via WhatsApp beliau jatuh hati pada Jelly,
salah satu kucing kesayangan kami yang mirip banget dengan Boy. Mak Kucing
menyambut dengan baik walaupun Jelly adalah salah satu kucing yang manis
maksimal.
MakCing (Mak Kucing) mengatakan bahwa semua boleh mengadopsi
asal (ini syarat ya hehe):
- Sayang pada kucing,
- Bersedia mensteril kucing,
- Bertanggung jawab,
- Bersedia membawa ke dokter hewan jika kucing sakit,
- Mampu, dalam artian bisa memberikan perawatan, perhatian, dan pakan minimal sama seperti yang kami berikan di rumah.
- Bersedia memberikan vaksin ulangan untuk kucing secara kontinyu setahun sekali (buku vaksin kami berikan).
Alhamdulillah kami bersyukur sekali berjodoh dengan Mbak
Agni, beliau sayang kucing dan beliau sudah mengalami sendiri peristiwa tidak
mengenakkan ditinggal pergi untuk selamanya oleh Boy karena terlambat ke dokter
hewan dan tidak memvaksin kucing. Pengalaman buruk ini yang membuat Mbak Agni benar-benar
extra care sehingga kejadian yang sama tidak terulang lagi.
Hari itu, 27 Agustus hari Minggu sore sekitar jam 16:00 Mbak Agni dan
suami membawa kandang besar siap menjemput Jelly. Jelly sedang tidur terkulai
nyenyak di kasur kamar belakang. MakCing mengambilnya, menyerahkannya untuk
dielus-elus sayang. Kami ngobrol berempat panjang lebar dan sebelum benar-benar
diserahkan MakCing memberi Jelly makan ayam rebus kesukaannya untuk terakhir
kali di dapur. MakCing berlinang air mata. Hiks…tentunya ada ikatan hati karena
Jelly sudah tinggal bersama kami berbulan-bulan. Jelly juga salah satu kucing
berbulu unik, lucu, ganteng, dan gagah di usianya.
Jelly dimasukkan ke kandang tanpa susah payah walaupun ia
tampak bingung. Saya berfoto dengan Mbak Agni dan Jelly di luar rumah. MakCing tetap
di dalam rumah terisak-isak sambil memeluk kucing lain. Chiki, partner in crime
Jelly tiba-tiba melongo, sibuk mencari Jelly. Ia tidak tahu sahabatnya sudah
pindah ke keluarga lain. Keluarga yang siap mencintainya sepenuh hati.
Saat Mbak Agni dan suaminya pergi, kami langsung memasukkan
Wek-Wek ke dalam rumah. Ia adalah tanggung jawab kami yang baru. Wek-wek kami
adopsi hari itu.
Komentar
Posting Komentar