Cookie The Anti Social
Saya tidak terlahir sebagai pecinta kucing, bahkan sebelum tiga-empat tahun terakhir, saya tidak memiliki keinginan untuk memiliki binatang peliharaan. Meskipun tinggal bersama dengan keluarga yang menyukai hewan dan memiliki binatang peliharaan, hati saya tidak pernah tergerak. Alasannya sederhana, memiliki hewan peliharaan itu sama seperti pacaran, butuh komitmen dan keseriusan.
Daaan, saat akhirnya saya mulai punya keinginan untuk memiliki seekor kucing, kecenderungan saya sama dengan orang-orang pada umumnya, pengen punya kitten ras tertentu. Saat itu pengen banget punya rag doll, konon rag doll ini jenis kucing yang sangat jinak, saking jinaknya sampai dijuluki rag doll alias boneka kain, yang tidak bertingkah meski diumek-umekπππππ, Tapi harganya yang selangit tidak cocok untuk kantung saya yang cekak.
Orang-orang datang silih berganti menawarkan anak kucing kepada saya, tentu saja saya sambut dengan senang hati, kalau bisa punya kucing bagus dan gratis, tidak mungkin saya tolak kanπ Sayangnya semuanya harapan palsu, saat tekad sudah bulat plus hitung-hitung biaya sudah mengabiskan berlembar-lembar kertas, untuk memiliki seekor kucing itu ternyata suuuuusah.
Sampai akhirnya nasib menemukan saya dengan Cookie, bayi kucing yang setelah tahap php berbulan-bulan akhirnya dipertemukan dengan saya. Cookie juga bukan kucing yang saya pilih, "pemiliknya" memilihkan dia untuk saya. Saya akui saat itu saya "membelinya", bukan jumlah yang besar dan karena kondisi "pemilik" yang sederhana, saya setuju saja. Setelah "transaksi" ibu "pemilik" melarang saya membawa Cookie, karena dia masih terlalu kecil, dan mengatakan kepada saya untuk mengambilnya jika usianya sudah 2 bulan. Tapi, 2 minggu berselang si "pemilik" berubah pikiran dan menyuruh saya mengambil Cookie. Waktu itu saya sempat kecewa, kucing saya terlihat sangat tidak sehat, kedua matanya dipenuhi kotoran dan hampir tidak bisa membuka mata. Berhubung beli. saya berharap bisa ditukar, tapi tentu saja ditolak dengan berbagai alasan.
Saya ingatkan diri sendiri, kalau cookie tidak dibawa pulang, mungkin dia tidak akan bertahan, meski saya juga tidak punya keyakinan bisa merawat kucing sakit. Cookie pulang dengan saya ke kos, malam pertama sangat melelahkan, dia tidak terbiasa dengan lingkungan barunya, saya tidak terbiasa mendengar suara kucing semalaman.
Subuh, saya bangun dan memandikan Cookie dengan air hangat, sesuatu yang sangat fatal tapi saat itu saya tidak tahu. Memandikan kucing sakit bukan ide yang bagus, kita hanya akan membuat kondisinya semakin buruk. Kalau kucing sangat kotor, cukup bersihkan dengan tissue basah, tidak perlu dimandikan. Alhamdulillah Cookie bertahan dari kecerobohan saya, saat itu begitu fajar menyingsing, saya segera keluar kos, mencari dokter hewan di sekitar tempat tinggal saya. Setelah berputar-putar, saya dipertemukan dengan dokter hewan baik hati yang sampai sekarang masih menjadi dokter andalan saya. Dari beliau saya mendapatkan banyak pelajaran cara merawat kucing. Dan Cookie yang semula dikira jantan, ternyata betina. Oh, how stupid i was to trust anything that "the owner" said.
Ini adalah foto pertama Cookie yang menunjukkan wajah cantiknya, matanya sudah berangsur-angsur normal. And she's gorgeous! Dokumentasi foto Cookie cukup lengkap, tapi saya tidak pernah mengambil foto wajah Cookie sebelum dia sembuh dari sakit matanya. Cookie adalah kucing yang sangat aktif dan loves to bite. Keaktifannya membuat saya kewalahan, saya banyak membuat kesalahan dan membuat Cookie memilih menjauh dari saya sampai sekarang. Oh poor me! Di lingkungan yang dikenal baik oleh Cookie, dia tidak akan memilih mendekati saya, tapi begitu lingkungan berubah, dia tidak akan mau jauh dari saya. Mungkin semua kucing begitu, mungkin juga tidak.
Cookie yang sekarang adalah kucing gemuk yang cantik. Saya tidak tahu apa jenisnya. Ukuran badannya terlalu besar untuk jadi kucing lokal, bulunya tidak panjang tapi tebal. She's fierce but incredibly cute. Kegalakannya tidak hilang meski sudah disteril π
, Cookie tidak suka kucing lain, juga tidak suka dipegang orang lain. Tepat yang paling dia benci adalah tempat praktek dokter hewan dan pet shop. Keduanya penuh dengan bau banyak kucing, dan itu membuatnya gelisah. Pertama kali dibawa ke pet shop, Cookie membuat gempar, dia begitu takut dan stres hingga menggigit siapapun yang berani mendekat. Stresnya luar biasa, pet carrier pun penuh dengan poop dan pee. Saat saya datang, dia kembali tenang, tapi itu memberikan pelajaran bagi saya,untuk tidak membawanya ke pet shop! Sampai detik ini, saya masih jadi satu-satunya yang bisa memandikan Cookie. Hopefully it'll change. to dry her is a lot of work!
Sekarang saya memelihara 11 ekor kucing, dan Cookie masih belum bisa sepenuhnya menerima keadaan, dan saya yakin tidak akan pernah π, Cookie tidak pernah mau berdekatan dengan kucing lain, saat yang lain makan, biasanya dia akan menjauh, sembunyi di pet carrier atau bertengger di tempat yang tinggi. Setelah semua kucing makan dan pergi, dia baru sibuk mencari makanan.
Umurnya hampir 3 tahun dan saya berharap dia terus akan bersama saya hingga belasan tahun ke depan, aamiin.
Komentar
Posting Komentar